FORMALIN DAN BORAKS
Jumat, 08 November 2013
Foto makanan yang mengandung formalin/boraks
http://nusantara-mancanegara.pelitaonline.com/system/news/images/116010/large/formalinidola.jpg?1359383076
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgcWlV14ky-rtlTQ9BTOZ9x_4-jQOiKKvijFfexbd-YxYIrjgrZP_bxQjXtpcbRc_nI3Xb6h4ZlMucvgnfOzVODqS8MAPEkH7NvecD6wntF1Xhyzh0bRLg77VTHE8j60oJxlIjNjWM9nw/s1600/makanan+formalin.jpg
Ciri-ciri Makanan Berformalin dan Mengandung Boraks
Kenali makanan berfomalin dan mengandung boraks
Formalin seharusnya digunakan untuk keperluan yang tidak ada hubungan dengan makanan.Biasanya untuk pembasmi serangga, desifektan, pengawet mayat hingga aneka pembersih perabotan. Tetapi demi keuntungan besar banyak juga memanfaatkannya untuk industri makanan meskipun diawetkan dengan formalin.
ciri-ciri makanan berformalin, banyak jenis makanan yang tidak tahan lama.
Agar tidak merugi, sebagian pedagang nakal menggunakan formalin memiliki ciri sebagai berikut:
1.Lebih tahan lama
Formalin bisa membunuh kuman-kuman. Penyebab proses pembusukan. Karena itu makanan berformalin menjadi lama dan tak mudah rusak meskipun disimpan dalam suhu ruangan.
2. Tidak berbau
karena kuman-kuman penyebab pembusukan telah dibunuh formalin, maka pembusukan akan terhenti dan tentu saja tidak ada bau tak sedap. Sebagaian gantinya ada bau khas formalin yang menyengat.
3. Tidak dihinggapi lalat
Lalat maupun serangga enggan menghinggapi makanan berformalin. Penyebabnya dalah bau khas makanan asli yang telah diserap formalin sehingga tidak lagi berbau dan serangga tidak tertarik lagi.
4.Berwarna tidak wajar
Makanan berformalin berwarna lebih mengilat dan mencolok tampak aneh dan tidak khas makanan tersebut.
5. Lebih kenyal
Selain mengawetkan, zat ini menyebabkan makanan lebih keras.
Cara membedakan makanan yang mengandung formalin dan bebas dari faktor secara kasat mata sangat sulit. Untuk mengetahui secara pasti harus diuji di laboratorium.Cara sederhana yang bisa kita lakukan untuk menghindari makanan berfomalin adalah dengan mengenali ciri fisiknya. Antara lain:
1.Mie Basah
Mi basah ini banyak di jumpai di pasar tradisional, memiliki warna kuning cerah dan mudah basi. Mi ini hanya bertahan selama 1 hari. Dengan ditambahkannya formalin, maka mi ini menjadi lebih awet, lebih mengkilap, tidak mudah basi, tidak lengket dan berbau formalin.
2. Ikan segar
Ikan adalah satu jenis makan yang mudah busuk.
Formalin seharusnya digunakan untuk keperluan yang tidak ada hubungan dengan makanan.Biasanya untuk pembasmi serangga, desifektan, pengawet mayat hingga aneka pembersih perabotan. Tetapi demi keuntungan besar banyak juga memanfaatkannya untuk industri makanan meskipun diawetkan dengan formalin.
ciri-ciri makanan berformalin, banyak jenis makanan yang tidak tahan lama.
Agar tidak merugi, sebagian pedagang nakal menggunakan formalin memiliki ciri sebagai berikut:
1.Lebih tahan lama
Formalin bisa membunuh kuman-kuman. Penyebab proses pembusukan. Karena itu makanan berformalin menjadi lama dan tak mudah rusak meskipun disimpan dalam suhu ruangan.
2. Tidak berbau
karena kuman-kuman penyebab pembusukan telah dibunuh formalin, maka pembusukan akan terhenti dan tentu saja tidak ada bau tak sedap. Sebagaian gantinya ada bau khas formalin yang menyengat.
3. Tidak dihinggapi lalat
Lalat maupun serangga enggan menghinggapi makanan berformalin. Penyebabnya dalah bau khas makanan asli yang telah diserap formalin sehingga tidak lagi berbau dan serangga tidak tertarik lagi.
4.Berwarna tidak wajar
Makanan berformalin berwarna lebih mengilat dan mencolok tampak aneh dan tidak khas makanan tersebut.
5. Lebih kenyal
Selain mengawetkan, zat ini menyebabkan makanan lebih keras.
Cara membedakan makanan yang mengandung formalin dan bebas dari faktor secara kasat mata sangat sulit. Untuk mengetahui secara pasti harus diuji di laboratorium.Cara sederhana yang bisa kita lakukan untuk menghindari makanan berfomalin adalah dengan mengenali ciri fisiknya. Antara lain:
1.Mie Basah
Mi basah ini banyak di jumpai di pasar tradisional, memiliki warna kuning cerah dan mudah basi. Mi ini hanya bertahan selama 1 hari. Dengan ditambahkannya formalin, maka mi ini menjadi lebih awet, lebih mengkilap, tidak mudah basi, tidak lengket dan berbau formalin.
2. Ikan segar
Ikan adalah satu jenis makan yang mudah busuk.
3. Ciri-ciri
jajanan (seperti lontong) mengandung boraks: teksturnya sangat kenyal, berasa
tajam, seprti sangat gurih dan membuat lidah bergetar dan meberikan rasa getir.
4. Ciri-ciri kerupuk mengandung boraks: teksturnya renyah dan bisa menimbulkan
rasa getir.
Dalam bakso yang mengandung boraks dan formalin :
• Lebih kenyal dibanding bakso tanpa boraks.
• Bila digigit akan kembali ke bentuk semula.
• Tahan lama atau awet beberapa hari
• Warnanya tampak lebih putih. Bakso yang aman berwarna abu-abu segar merata di semua bagian, baik di pinggir maupun tengah.
• Bau terasa tidak alami. Ada bau lain yang muncul.
• Bila dilemparkan ke lantai akan memantul seperti bola bekel.
Dalam bakso yang mengandung boraks dan formalin :
• Lebih kenyal dibanding bakso tanpa boraks.
• Bila digigit akan kembali ke bentuk semula.
• Tahan lama atau awet beberapa hari
• Warnanya tampak lebih putih. Bakso yang aman berwarna abu-abu segar merata di semua bagian, baik di pinggir maupun tengah.
• Bau terasa tidak alami. Ada bau lain yang muncul.
• Bila dilemparkan ke lantai akan memantul seperti bola bekel.
toxicologi.blogspot.com/2011/03/ciri-ciri-makanan-mengandung-boraks.html
THANKS TO ^_^
harapanindonesia.com/kesehatan/berita.php?ART_LINK=1362822244Bahaya_Boraks_Dalam_Makanan_Kita_
DAMPAK PENGGUNAAN FORMALIN DAN BORAKS PADA MAKANAN
Dampak formalin dalam makanan pada kesehatan manusia, dapat bersifat akut dan kronik.
a. Akut (efek pada kesehatan manusia terlihat langsung).
1) Bila terhirup akan terjadi iritasi pada hidung dan tenggorokan, gangguan pernafasan, rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan serta batuk-batuk. Kerusakan jaringan dan luka pada saluran pernafasan seperti radang paru dan pembengkakan paru. Tanda-tanda lainnya meliputi bersin, radang tekak, radang tenggorokan, sakit dada, yang berlebihan, lelah, jantung berdebar, sakit kepala, mual dan muntah. Pada konsentrasi yang sangat tinggi dapat menyebabkan kematian.
2) Bila terkena kulit akan menimbulkan perubahan warna, yakni kulit menjadi merah, mengeras, mati rasa dan ada rasa terbakar.
3) Bila terkena mata akan menimbulkan iritasi mata sehingga mata memerah, rasanya sakit, gata-gatal, penglihatan kabur dan mengeluarkan air mata. Bila merupakan bahan berkonsentrasi tinggi maka formalin dapat menyebabkan pengeluaran air mata yang hebat dan terjadi kerusakan pada lensa mata.
4) Apabila tertelan maka mulut, tenggorokan dan perut terasa terbakar, sakit menelan, mual, muntah dan diare, kemungkinan terjadi pendarahan, sakit perut yang hebat, sakit kepala, hipotensi (tekanan darah rendah), kejang, tidak sadar hingga koma. Selain itu juga dapat terjadi kerusakan hati, jantung, otak, limpa, pankreas, sistem susunan syaraf pusat dan ginjal.
b. Kronik (setelah terkena dalam jangka waktu yang lama dan berulang)
1) Apabila terhirup dalam jangka waktu lama maka akan menimbulkan sakit kepala, gangguan sakit kepala, gangguan pernafasan, batuk-batuk, radang selaput lendir hidung, mual, mengantuk, luka pada ginjal dan sensitasi pada paru. Efek neuropsikologis meliputi gangguan tidur, cepat marah, keseimbangan terganggu, kehilangan konsentrasi dan daya ingat berkurang. Gangguan haid dan kemandulan pada perempuan. Kanker pada hidung, rongga hidung, mulut, tenggorokan, paru dan otak.
2) Apabila terkena kulit, kulit terasa panas, mati rasa, gatal-gatal serta memerah, kerusakan pada jari tangan, pengerasan kulit dan kepekaan pada kulit, dan terjadi radang kulit yang menimbulkan gelembung.
3) Jika terkena mata, yang paling berbahaya adalah terjadinya radang selaput mata.
4) Jika tertelan akan menimbulkan iritasi pada saluran pernafasan, muntah-muntah dan kepala pusing, rasa terbakar pada tenggorokan, penurunan suhu badan dan rasa gatal di dada.
Pemakaian formalin pada makanan dapat menyebabkan keracunan pada tubuh manusia, dengan gejala: sukar menelan, mual, sakit perut yang akut disertai muntah-muntah, mencret darah, timbulnya depresi susunan syaraf, atau gangguan peredaran darah. Konsumsi formalin pada dosis sangat tinggi dapat mengakibatkan konvulsi (kejang-kejang), haematuri (kencing darah) dan haimatomesis (muntah darah) yang berakhir dengan kematian. Injeksi formalin dengan dosis 100 gr dapat mengakibatkan kematian dalam waktu 3 jam.
Formalin tidak termasuk dalam daftar bahan tambahan makanan (additive) pada Codex Alimentarius, maupun yang dikeluarkan oleh Depkes. Humas Pengurus Besar Perhimpunan Dokter spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PB PAPDI) menyatakan formalin mengandung 37% formalin dalam pelarut air dan biasanya juga mengandung 10 persen methanol. Formalin sangat berbahaya bagi kesehatan manusia, karena dapat menyebabkan kanker, mutagen yang menyebabkan perubahan sel dan jaringan tubuh, korosif dan iritatif. Berdasarkan penelitian WHO, kandungan formalin yang membahayakan sebesar 6 gram. Padahal rata-rata kandungan formalin yang terdapat pada mie basah 20 mg/kg mie.
Dampak boraks dalam makanan pada kesehatan manusia, dapat bersifat akut dan kronik. Penggunaan boraks dalam makanan olahan maupun pengawet ikan dan daging seringkali dijumpai dan digunakan secara diam-diam. Sebetulnya penggunaan pengawet yang dapat memicu penyakit itu telah digunakan sejak belasan tahun lalu. Boraks akan berguna dengan positif bila memang digunakan sesuai dengan seharusnya, tetapi kedua bahan itu tidak boleh dijadikan sebagai pengawet makanan karena bahan-bahan tersebut sangat berbahaya, seperti telah diuraikan diatas pengaruhnya terhadap kesehatan. Walaupun demikian, karena ingin mencari keuntungan sebanyak-banyaknya, banyak produsen makanan yang tetap menggunakan kedua bahan ini dan tidak memperhitungkan bahayanya. Beberapa contoh makanan yang dalam pembuatannya sering menggunakan boraks adalah bakso, ikan, tahu,dan mie. Boraks merupakan bahan tambahan yang sangat berbahaya bagi manusia karena merupakan racun. Bila terkonsumsi dalam konsentrasi tinggi racunnya akan mempengaruhi kerja syaraf. Secara awam kita tidak dapat mengetahui seberapa besar kadar konsentrat formalin dan boraks yang digunakan dalam suatu makanan. lebih baik hindari makanan yang mengandung formalin.
Boraks merupakan garam natrium yang banyak digunakan di berbagai industri non-pangan, khususnya industri kertas, gelas, pengawet kayu, dan keramik. Boraks biasa berupa serbuk kristal putih, tidak berbau, mudah larut dalam air, tetapi boraks tidak dapat larut dalam alkohol. Boraks biasa digunakan sebagai pengawet dan anti septic kayu. Daya pengawet yang kuat dari boraks berasal dari kandungan asam borat didalamnya.
Asam borat sering digunakan dalam dunia pengobatan dan kosmetika. Misalnya, larutan asam borat dalam air digunakan sebagai obat cuci mata dan dikenal sebagai boorwater. Asam borat juga digunakan sebagai obat kumur, semprot hidung, dan salep luka kecil. Namun, bahan ini tidak boleh diminum atau digunakan pada luka luas, karena beracun ketika terserap
masuk dalam tubuh.
Berikut beberapa pengaruh boraks pada kesehatan.
a. Tanda dan gejala akut :
Muntah-muntah, diare, konvulsi dan depresi SSP(Susunan Syaraf Pusat)
b. Tanda dan gejala kronis :
- Nafsu makan menurun
- Gangguan pencernaan
- Gangguan SSP : bingung dan bodoh
- Anemia, rambut rontok dan kanker.
Sering mengonsumsi makanan berboraks akan menyebabkan gangguan otak, hati, lemak, dan ginjal. Dalam jumlah banyak, boraks menyebabkan demam, anuria (tidak terbentuknya urin), koma, merangsang sistem saraf pusat, menimbulkan depresi, apatis, sianosis, tekanan darah turun, kerusakan ginjal, pingsan, bahkan kematian.
Sumber :
- harapanindonesia.com/kesehatan/berita.php?ART_LINK=1362822244Bahaya_Boraks_Dalam_Makanan_Kita_
- www.ut.ac.id/html/suplemen/peki4422/bag%204.htm
a. Akut (efek pada kesehatan manusia terlihat langsung).
1) Bila terhirup akan terjadi iritasi pada hidung dan tenggorokan, gangguan pernafasan, rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan serta batuk-batuk. Kerusakan jaringan dan luka pada saluran pernafasan seperti radang paru dan pembengkakan paru. Tanda-tanda lainnya meliputi bersin, radang tekak, radang tenggorokan, sakit dada, yang berlebihan, lelah, jantung berdebar, sakit kepala, mual dan muntah. Pada konsentrasi yang sangat tinggi dapat menyebabkan kematian.
2) Bila terkena kulit akan menimbulkan perubahan warna, yakni kulit menjadi merah, mengeras, mati rasa dan ada rasa terbakar.
3) Bila terkena mata akan menimbulkan iritasi mata sehingga mata memerah, rasanya sakit, gata-gatal, penglihatan kabur dan mengeluarkan air mata. Bila merupakan bahan berkonsentrasi tinggi maka formalin dapat menyebabkan pengeluaran air mata yang hebat dan terjadi kerusakan pada lensa mata.
4) Apabila tertelan maka mulut, tenggorokan dan perut terasa terbakar, sakit menelan, mual, muntah dan diare, kemungkinan terjadi pendarahan, sakit perut yang hebat, sakit kepala, hipotensi (tekanan darah rendah), kejang, tidak sadar hingga koma. Selain itu juga dapat terjadi kerusakan hati, jantung, otak, limpa, pankreas, sistem susunan syaraf pusat dan ginjal.
b. Kronik (setelah terkena dalam jangka waktu yang lama dan berulang)
1) Apabila terhirup dalam jangka waktu lama maka akan menimbulkan sakit kepala, gangguan sakit kepala, gangguan pernafasan, batuk-batuk, radang selaput lendir hidung, mual, mengantuk, luka pada ginjal dan sensitasi pada paru. Efek neuropsikologis meliputi gangguan tidur, cepat marah, keseimbangan terganggu, kehilangan konsentrasi dan daya ingat berkurang. Gangguan haid dan kemandulan pada perempuan. Kanker pada hidung, rongga hidung, mulut, tenggorokan, paru dan otak.
2) Apabila terkena kulit, kulit terasa panas, mati rasa, gatal-gatal serta memerah, kerusakan pada jari tangan, pengerasan kulit dan kepekaan pada kulit, dan terjadi radang kulit yang menimbulkan gelembung.
3) Jika terkena mata, yang paling berbahaya adalah terjadinya radang selaput mata.
4) Jika tertelan akan menimbulkan iritasi pada saluran pernafasan, muntah-muntah dan kepala pusing, rasa terbakar pada tenggorokan, penurunan suhu badan dan rasa gatal di dada.
Pemakaian formalin pada makanan dapat menyebabkan keracunan pada tubuh manusia, dengan gejala: sukar menelan, mual, sakit perut yang akut disertai muntah-muntah, mencret darah, timbulnya depresi susunan syaraf, atau gangguan peredaran darah. Konsumsi formalin pada dosis sangat tinggi dapat mengakibatkan konvulsi (kejang-kejang), haematuri (kencing darah) dan haimatomesis (muntah darah) yang berakhir dengan kematian. Injeksi formalin dengan dosis 100 gr dapat mengakibatkan kematian dalam waktu 3 jam.
Formalin tidak termasuk dalam daftar bahan tambahan makanan (additive) pada Codex Alimentarius, maupun yang dikeluarkan oleh Depkes. Humas Pengurus Besar Perhimpunan Dokter spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PB PAPDI) menyatakan formalin mengandung 37% formalin dalam pelarut air dan biasanya juga mengandung 10 persen methanol. Formalin sangat berbahaya bagi kesehatan manusia, karena dapat menyebabkan kanker, mutagen yang menyebabkan perubahan sel dan jaringan tubuh, korosif dan iritatif. Berdasarkan penelitian WHO, kandungan formalin yang membahayakan sebesar 6 gram. Padahal rata-rata kandungan formalin yang terdapat pada mie basah 20 mg/kg mie.
Dampak boraks dalam makanan pada kesehatan manusia, dapat bersifat akut dan kronik. Penggunaan boraks dalam makanan olahan maupun pengawet ikan dan daging seringkali dijumpai dan digunakan secara diam-diam. Sebetulnya penggunaan pengawet yang dapat memicu penyakit itu telah digunakan sejak belasan tahun lalu. Boraks akan berguna dengan positif bila memang digunakan sesuai dengan seharusnya, tetapi kedua bahan itu tidak boleh dijadikan sebagai pengawet makanan karena bahan-bahan tersebut sangat berbahaya, seperti telah diuraikan diatas pengaruhnya terhadap kesehatan. Walaupun demikian, karena ingin mencari keuntungan sebanyak-banyaknya, banyak produsen makanan yang tetap menggunakan kedua bahan ini dan tidak memperhitungkan bahayanya. Beberapa contoh makanan yang dalam pembuatannya sering menggunakan boraks adalah bakso, ikan, tahu,dan mie. Boraks merupakan bahan tambahan yang sangat berbahaya bagi manusia karena merupakan racun. Bila terkonsumsi dalam konsentrasi tinggi racunnya akan mempengaruhi kerja syaraf. Secara awam kita tidak dapat mengetahui seberapa besar kadar konsentrat formalin dan boraks yang digunakan dalam suatu makanan. lebih baik hindari makanan yang mengandung formalin.
Boraks merupakan garam natrium yang banyak digunakan di berbagai industri non-pangan, khususnya industri kertas, gelas, pengawet kayu, dan keramik. Boraks biasa berupa serbuk kristal putih, tidak berbau, mudah larut dalam air, tetapi boraks tidak dapat larut dalam alkohol. Boraks biasa digunakan sebagai pengawet dan anti septic kayu. Daya pengawet yang kuat dari boraks berasal dari kandungan asam borat didalamnya.
Asam borat sering digunakan dalam dunia pengobatan dan kosmetika. Misalnya, larutan asam borat dalam air digunakan sebagai obat cuci mata dan dikenal sebagai boorwater. Asam borat juga digunakan sebagai obat kumur, semprot hidung, dan salep luka kecil. Namun, bahan ini tidak boleh diminum atau digunakan pada luka luas, karena beracun ketika terserap
masuk dalam tubuh.
Berikut beberapa pengaruh boraks pada kesehatan.
a. Tanda dan gejala akut :
Muntah-muntah, diare, konvulsi dan depresi SSP(Susunan Syaraf Pusat)
b. Tanda dan gejala kronis :
- Nafsu makan menurun
- Gangguan pencernaan
- Gangguan SSP : bingung dan bodoh
- Anemia, rambut rontok dan kanker.
Sering mengonsumsi makanan berboraks akan menyebabkan gangguan otak, hati, lemak, dan ginjal. Dalam jumlah banyak, boraks menyebabkan demam, anuria (tidak terbentuknya urin), koma, merangsang sistem saraf pusat, menimbulkan depresi, apatis, sianosis, tekanan darah turun, kerusakan ginjal, pingsan, bahkan kematian.
Sumber :
- harapanindonesia.com/kesehatan/berita.php?ART_LINK=1362822244Bahaya_Boraks_Dalam_Makanan_Kita_
- www.ut.ac.id/html/suplemen/peki4422/bag%204.htm
Kamis, 07 November 2013
FORMALIN DAN BORAKS
Akhir-akhir ini beredar informasi di masyarakat dimana terjadi penyalahgunaan penggunaan zat aditif terutama zat pengawet pada produk pangan yang sesungguhnya tidak sesuai dengan penggunaannya dan zat aditif tersebut dapat memicu terjadinya penyakit kanker. Sebagai contoh yaitu penggunaan boraks dan formalin dalam makanan sehari-hari seperti baso, mie basah, ikan asin dan tahu.
1. Formalin
Formalin adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat menusuk. Di dalam larutan formalin terkandung sekitar 37% formaldehid dalam air dan merupakan anggota paling sederhana dan termasuk kelompok aldehid dengan rumus kimia HCHO. Formalin biasanya diperdagangkan di pasaran dengan nama berbeda-beda antara lain yaitu: Formol, Morbicid, Methanal, Formic aldehyde, Methyl oxide, Oxymethylene, Methylene aldehyde, Oxomethane, Formoform, Formalith, Karsan, Methyleneglycol, Paraforin, Polyoxymethylene glycols, Superlysoform, Tetraoxymethylene, dan Trioxane.
Formalin digunakan pada :
- Bidang kesehatan : desinfektan dan pengawet mayat
- Industri perkayuan dan plywood : sebagai perekat
- Industri plastik : bahan campuran produksi
- Industri tekstil, resin, karet dan fotografi : mempercepat pewarnaan.
Dari hasil sejumlah survey dan pemeriksaan laboratorium, ditemukan sejumlah produk pangan menggunakan formalin sebagai pengawet misalnya ikan segar, ayam potong, mie basah, bakso, ikan asin dan tahu yang beredar di pasaran, dengan ciri sebagai berikut:
Formalin tidak diizinkan ditambahkan ke dalam bahan makanan atau digunakan sebagai pengawet makanan, tetapi formalin mudah diperoleh dipasar bebas dengan harga murah. Adapun landasan hukum yang dapat digunakan dalam pengaturan formalin yaitu:
|
Langganan:
Postingan (Atom)